Tulungagung – Memperkenalkan mata uang digital, sebuah warung kopi di Jalan Pangeran Antasari Kelurahan Kenayan Kabupaten Tulungagung menggunakan cryptocurrency atau mata uang digital dengan sistem blochchain.
Dengan uang digital pembeli tidak perlu membayar dengan tunai, dan penjual pun akan meminimalisir adanya kehilangan uang tunai. Mata uang digital ini tengah menjadi trend di beberapa negara di dunia.
Hendro Purnomo, pemilik warung percaya, pembayaran secara digital ini adalah cara di masa depan dalam bertransaksi apapun. Bahkan jika tidak mengikuti trend masa depan, masyarakat akan ketinggalan. Meski demikian Hendro tetap menerima pembayaran secara tunai.
“Pembayaran dengan uang digital ini sudah muncul sejak tahun 2013 lalu. Pada 2017 ini octocoin mulai saya perdagangkan. Sedikit-sedikit peminat uang digital ini mulai meningkat. Banyak yang tidak mengetahui uang digital ini, nah disinilah saya kemudian mengedukasi pembeli dengan yang namanya uang digital,” ujar Hendro.
Hendro menambahkan, dengan transaksi menggunakan uang digital, akan memperkecil resiko kehilangan uang di warung miliknya. Sementara pembeli cukup memindai kode dari handphone untuk pembayaran.
Saat ini 1 octocoin senilai $1 Amerika Serikat atau sekitar Rp 14 ribu. Sementara harga satu cangkir kopi atau teh manis hanya senilai 0,2 octocoin. Saat ini banyak masyarakat yang memilih menggunakan uang digital tersebut, karena tidak perlu repot membawa uang fisik dalam melakukan transaksi.
Dengan uang digital pembeli tidak perlu membayar dengan tunai, dan penjual pun akan meminimalisir adanya kehilangan uang tunai. Mata uang digital ini tengah menjadi trend di beberapa negara di dunia.
Hendro Purnomo, pemilik warung percaya, pembayaran secara digital ini adalah cara di masa depan dalam bertransaksi apapun. Bahkan jika tidak mengikuti trend masa depan, masyarakat akan ketinggalan. Meski demikian Hendro tetap menerima pembayaran secara tunai.
“Pembayaran dengan uang digital ini sudah muncul sejak tahun 2013 lalu. Pada 2017 ini octocoin mulai saya perdagangkan. Sedikit-sedikit peminat uang digital ini mulai meningkat. Banyak yang tidak mengetahui uang digital ini, nah disinilah saya kemudian mengedukasi pembeli dengan yang namanya uang digital,” ujar Hendro.
Hendro menambahkan, dengan transaksi menggunakan uang digital, akan memperkecil resiko kehilangan uang di warung miliknya. Sementara pembeli cukup memindai kode dari handphone untuk pembayaran.
Saat ini 1 octocoin senilai $1 Amerika Serikat atau sekitar Rp 14 ribu. Sementara harga satu cangkir kopi atau teh manis hanya senilai 0,2 octocoin. Saat ini banyak masyarakat yang memilih menggunakan uang digital tersebut, karena tidak perlu repot membawa uang fisik dalam melakukan transaksi.
Sumber:
Laman | : | AGTVnews.com |
Judul | : | Warung Kopi di Tulungagung Mulai Gunakan ‘Cryptocurrency’ |
Link | : | https://agtvnews.com/2017/12/warung-kopi-di-tulungagung-mulai-gunakan-cryptocurrency.html |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar